Tiga hari Mbolang di London , Inggris Part 1


1st Day -14 April 2017

Finally , Saya berani lewat “ TUNNEL” ke London 

Hampir tidak bisa kupercaya, finally I was there in UK, England,  April 2017, adalah bulan dan tahun bersejarah bagi saya , sebuah negara yang dijuluki  sebagai negara “ superpower “ yang sering di bayang-bayangi oleh Amerika adalah sudut dunia lainnya yang berhasil kakiku tapakkan. Betapa tidak segala  lini yang Inggris lakukan hampir semuanya menjadi trendsetter bagi negara lain. Jika Amerika terkenal dengan film Hollywod-nya , maka Inggris justru terkenal dengan klub sepakbolanya yang kerap menjawarai kancah persepakbolaan dunia Sebut saja klub sepakbola yang berbasis di London seperti Chelsea FC dan Arsenal, serta Liverpool yang juga berlokasi di kota Liverpool, Inggris, dan tak kalah terkenalnya MU ( Manchester United) . Bagi penggila sepakbola , tentu hal ini sungguh momentum yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. 
London, Inggris 2017
Maka nikmat Tuhanmu mana yang engkau dustakan, bersyukurlah....
Meskipun saya bukan penggila bola, namun saya juga penasaran apa magnet dari sebuah olahraga yang berhasil menyedot puluhan juta warga bumi bulat . Berikut saya juga tertarik dengan uniknya sistem pemerintahan kerajaan di salah satu negara persemakmuran Inggris ini, negeri dengan julukan negeri Ratu Elizabeth mengundang sejuta pesona.
Salah satu Museum gratis di kota London
( Tampak depan) 



Hari itu 14 April saya booked tiket FLIXBUS menuju ke London. Pasti banyak yang bertanya , masa naik bus ke London, Inggris. Bukannnya itu beda pulau, harus mengarungi samudra untuk sampai kesana bukan ya ? Ya betul saya berangkat dari Den Hagg ( Stasiun Den Hag ) , red :  The Hague (central train station bus platform).  Sebelumnya di trip ke Bonn, Jerman sempat bepergian dengan mode transportasi ini, BACA DISINI ceritanya. Saya sempat ketinggalan bus  ( korban tiket FLIXBUS) murah dan promo)  , membuat saya mudah menyusun strategi agar tidak ada insiden ketinggalan itu lagi lantaran pembelajaran tersebut. Akhirnya tanpa ragu saya berangkat ke London via Flixbus lagi dengan  yakin kali ini. Memang perjalanan pada kesempatan ini cukup melelahkan karena menempuh ± 10 jam total dari Belanda-Inggris , termasuk transit di Belgia ( sekedar menyeruput “ kopi hangat atau menikmati goring kentang atau sekedar  ke kamar kecil , dan pengecekan passport di Lille, Perancis, sebelum menuju menuju Victoria Coach Station.

New kind British friend, Archi W. ( A true Londoner

Beruntungnya kali ini saya , disapa oleh seorang bule British asli Londoners , bernama Archi Wallace ( salah satu mahasiswa S1  jurusan ilmu kriminologi di Den Hagg.  Akhirnya kita berkenalan ( jarang –jarang di sapa sama bule ciyeee) . Dia banyak menceritakan tentang “ dua sisi mata uang dari kota London” , yang dari nada bicaranya, katanya sudah tidak terlalu betah di London karena tidak senyaman dulu. Dari pembicaraan yang aku tangkap sepertinya beliau fokus pada pembicaraan kriminalitas dan isu teroris yang baru saja melanda London, yang sempat menewaskan masyarakat sipil dan menghancurkan properti gedung parlemen London. Maklum doi calon kriminolog.  Menurut pengakuannya London sekarang tidak “ senyaman dulu”. Setelah mendengar itu, saya malah balik merespon dengan pujian terhadap negara dan Londoners secara umum. Saat itu beliau sempat menawarkan projek ke saya, namun akhirnya saya tidak follow –up , sehingga tidak ada kelanjutannya. 

Akhirnya kita sudah tiba di London, Welcome to London, tapi ya masih daerah hutan-hutan, si Archi sambil memberitahu bahwa sebentar lagi kita memasuki kota London, ternyata benar bangunan mulai terlihat berubah arsitekturnya , rumah-rumah tampak kecil dan berkotak-kotak khas London kata Archi.

Salah satu view rumah khas London, di Finchley 

Tak lama kemudian saya pun tiba di pusat kota London, sontak saja saya sumringah karena pandangan pertama yang saya liat adalah Tower Bigben menjulang dengan megahnya, tak kalah megah dengan London Bridge yang fenomenal itu , yang juga tampak dari kejahuan, dan yang pasti membentnag di atas River Thames, sungai yang begitu romantis di pagi buta itu dengan segenap kabut manja ( Syahrini kaleeee) . Ya Allah Alhamdulillah, Wa Syukurilah.  


Berphoto di depan TELEPHONE ( ini kotak telefon khas London) 

Finally, I was here, BIGBEN  London 


Mimpi saya tercapai menginjakkan kaki di Inggris, sama seperti yang saya tuliskan di salah satu dri 100 mimpi saya yakni berphoto di Gedung Bigben ( ternyata yang lain mengikut......) Begitulah kira-kira mimpi saya yang tertulis di kertas 2009 silam di Jogjakarta ( 7 tahun lamanya sebelum itu kenyataan).

Bersambung…………………


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Tiga hari Mbolang di London , Inggris Part 1"

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung di website kami