Jerman, Bonn, Menyapaku, Dingin dan Tenang !


Kunjungan Perdana ke Bonn, Jerman Part 1 



Bonn, Jerman 2016
Kereta Cepat , Bonn City 


Menjadi penerima beasiswa khususnya di negara Eropa daratan , jika tidak melakukan tour keliling Eropa rasanya ada yang kurang. Di penghujung tahun 2016 , Desember kala itu saya memutuskan bersilahturahmi ke kampus teman saya Fadli, teman semasa SMP , yang kebetulan kuliah melalui beasiswa LPDP di Jerman, yakni University of Bonn. Dalam bahasa Jerman disebut " Rheinische Friedrich-Wilhelms-Universität Bonn".

Bersama , Fadli Awardee LPDP (Teman SMP)

University of Bonn

Sore itu saya memutuskan untuk berangkat sendiri ke Jerman yang sebetulnya tidak terlalu jauh dari Belanda, tidak cukup sehari berkendaraan sudah bisa sampai kota Bonn. Kota Bonn adalah kota kelahiran musisi terkenal Bethoven yang legendaris itu. Hari itu praktis ada 3 rute yang harus saya tempuh untuk tiba di negara tetangga. Pertama naik tram dari Delft ke Stasiun Den Hagg , selanjunya naik FLIXBUS ke Brussels –transit sekitar 2.5 jam lalu dilanjukan ke Bonn City ( kota tujuan saya). 




Ada satu insiden yang tidak mengenakkan kala itu , tatkala tiket FLIXBUS yang saya pesan jauh-jauh hari dengan iming-iming tiket promo“ hangus “ lantaran kecerobohan saya dalam mengatur waktu. Padahal kala itu saya sudah merencanakan perjalanan dari Delft Stasiun- Berlin tanpa harus berpayah ria. Eits tapi yang tujuan Berlin ini murni dibatalkan karena saat itu santer Berlin diterpa kabar isu teroris yang memang baru saja terjadi beberapa hari sebelum saya mrencanakan melakukan visit ke Jerman. Jadi sebenarnya saya mengganti tiket tetap tiket” agak murah “ yang rencananya berangka jam 16.15 sore itu dengan rute Den Hagg-Brussels-Bonn.

Walhasil saya gantilah tiket saya di hari sama dengan tiket promo yang hanya berharga 23.34 euro ( IDR 300 rb ) untuk sebuah perjalanan antar negara termasuk murah fikirku. Sayang sekali jadwal yang begitu mepet antara perjalanan dari Delft ke Stasiun Den Hagg-nya membuat saya gagal “ tepat waktu” dan busnya meninggalkan saya sendirian di stasiun asing Den Hagg itu .Sendirian , ya sendirian saja.


Struktur Bangunan di Bonn City , Jerman

Penyebabnya adalah ketidaktahuan saya dimana letak stasiun Den Hagg, sebagai akibatnya saya harus ketinggalan “ bus” yang akan mengantarkan saya ke Brussels kala itu. Jadilah saya harus re –book ulang tiket yang bearti bukannnya untung malah buntung. 


Coba tebak berapa harga tiket yang harus saya bayar lagi untuk keberangkatan selanjuntya. Ya 38 euro ( IDR 500 ribuan) saja , mungkin harganya tidak jauh beda tapi saya kehilangan uang 300 ribu plus nambah 500 ribu, jadi pada dasarnya rugi. Jadi guys jika suatu saat akan merencanakan suatu perjalanan antar negara , lebih baik adakan survey dulu dari semua rute yang akan dilalui hingga sampai tujuan. 


Sebetulnya saya hanya ketinggalan 5 menit saja dari keberangkatan, tapi karena orang Eropa pada umumnya in time , kalau bisa 1 jam sebelum bus berangkat sudah ditempat tunggu . Padahal di email reservasi tiket sudah diinformasikan agar datang 15 menit sebelum bus berangkat ( sudah pilihan final !) 


Yang saya sesalkan hari itu adalah , saya harus berlari-lari dari Primark ( salah satu jenis toko yang ramai di pusat kota Den Hagg) namun tetap saja ketinggalan. OMG, saya harusnya naik tram saja lalu turun pas depan stasiun Den Hagg . Lagi –lagi itu karena planning yang kurang matang dan melakukan perjalanan sendiri. Untungnya hari itu ada anak SMA yang orang tuanya sudah lama tinggal di Belanda, meng-support saya agar tetap semangat dan lain kali lebih mengatur waktu, Ya Allah saya dinasehati oleh anak SMA fikirku. Tapi dia keren seh, sekolah di Eropa pasti ada pola fikir yang berbeda hehe.

Akhirnya tepat jam 23.43 Bus FLIX pun datang. Yang bikin saya tambah girang ada kakak kelas , Mas Rizky namanya yang rencananya akan melakukan perjalanan ke Paris bersama sejumlah anggota keluarganya. Jadi saat itu kami berpisah pas di Belgia


FLIXBUS-Bus Tour Eropa ( murah meriah) 
Sumber : Google courtesy 


Singkat cerita saya , jadi memesan tiket FLIXBUS lagi yang tadinya harusnya berangkat jam 4-an , menjadi jam 23.34 , ya tengah malam dikitlah. Jadilah saya berkeliling Den Hagg di sore itu, itung-itung sambal killing time. Lumayan menyenangkan , berkali-kali masuk ke McDonalds hanya sekedar duduk dan menikmati goreng kentang yang “ hangat”. Saat itu jug saya tahu bahwa ada mall bawah tanah yang tembus ke stasiun Den Hagg. Pengalaman barulah fikirku. Memang setiap ke Den Hagg paling banter ke Primark untuk belanja “sandang” murah, lebih dari itu saya , berkeliling kesana kemari untuk menikmati indahnya arsitektur Eropa dengan kamera Mirrorless Sony A5000 saya yang baru 2 bulan resmi di tangan. 


Bukan saja karena malam itu cuaca bersinergi dengan winter, entah mengapa ruang tunggu di Brussels, tepatnya di Station Noord , membuat saya begitu menggigil. Serasa ingin menyalakan api unggun di tengah ruangan itu seperti acara camping kekinian Kids Jaman Now , saking dinginnya. Saya periksa suhu di AccuWeather , menunjukkan angka jujur “ 6 derajat celcius “. Pantesan dingin gumamku. Tak lama kemudian bus yang tujuan Prague ( Praha) , mampir yang berarti saya siap melaju ke Bonn Jerman. 

Baca kisah selanjutnya : Kunjungan Perdana ke Bonn, Jerman Part 2 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Jerman, Bonn, Menyapaku, Dingin dan Tenang ! "

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung di website kami